Membaca shalawat merupakan perintah dari Allah SWT yang terdapat dalam Al-Quran dan Hadits. Anjuran membaca doa terdapat pada ayat 56 Surat Al-Ahzab:
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ وَلمي
Itu berarti: “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya mendoakan Nabi Muhammad SAW. Wahai orang-orang yang beriman, berdoalah kepada nabi. sampaikan salam padanya.” (QS Al-Ahzab : 56).
Selain untuk menunaikan perintah Allah dan Rasul-Nya, dikalangan pengikut Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) juga meyakini bahwa membaca shalawat dapat dijadikan sebagai akun atau perantara kebutuhan, keinginan, dan cita-cita tertentu. Misalnya saja agar permasalahan hidup yang sedang Anda hadapi bisa cepat teratasi atau dicari jalan keluarnya.
Pengasuh Pondok Pesantren An-Nawawi, Berjan Gebang Purworejo, Jawa Tengah, KH Achmad Chalwani Nawawi, mengungkap fadhilah atau keutamaan membaca Shalawat Mukhatab atau Shalawat Adrikni karya Syaikh Hamid Affandi al-Imadi, seorang ulama asal Syaikh.
Kiai Chalwani juga menjelaskan bahwa sebelumnya al-arif billah KH Achmad Abdul Haq atau dikenal dengan Mbah Mad Watucongol Muntilan Magelang menyebut Shalawat Adrikni dengan nama Shalawat Rekes.
“Jadi kalau sudah rumit sekali. Kita semua terkadang menjadi rumit, benar atau tidak? “Shalawatnya dibaca,” ujarnya dalam siaran tersebut YouTube NU daringdikonsultasikan pada Rabu (25/10/2023).
Berikut bacaan Shalawat Mukhatab (صَلَوةُ المُخَاطَبِ), Shalawat Adrikni atau Shalawat Rekes lengkap dengan teks arab, latin dan terjemahannya.
Jika Allah menghendaki َــتِى أَدْرِكْـنِى يَا رَسُوْلَ اللّـهِ
Latin: Allahumma Shalli ‘ala Sayyidina Muhammadin qad dlāqat chīlatī adriknī ya Rasūlallāh.
Itu berarti: Ya Allah, kasihanilah junjungan kami Nabi Muhammad SAW, ikhtiarku sungguh terbatas, tolonglah aku ya Rasulullah.
Kiai Chalwani menambahkan, Shalawat Mukhātab atau Shalawat Adrikni tidak bisa dilantunkan sehingga tidak bisa cepat dihafal. “Kalau punya soal yang rumit banget, bacalah,” sarannya.
Dewan Pertimbangan Pimpinan Pusat Pagar Nusa periode khidmat 2023-2028 juga menjelaskan kaifiyah atau tata cara membacanya dalam bentuk angka.
“(ma) kalau ribet banget dibaca 77 kali kalau ribet banget, kalau ribet banget bisa dibaca 313 kali,” pungkas kiai yang juga Mursyid Tarekat Qadiriyah/Naqsyabandiyah dalam kongregasi.