Ulama karismatik asal Astambul, Kabupaten Banjar bernama Guru Masdar bin H Umar kembali ke Ramhtullah pada Selasa (23/07/2024) sekitar pukul 00.30 malam tadi.
Diketahui, Guru Masdar sempat dirawat di RS Sultan Agung Banjarbaru dan menghembuskan nafas terakhir di sana.
Saat ini jenazah Guru Masdar sudah dipindahkan ke kamar jenazah, puluhan orang sudah memenuhi kediaman salah satu permata Martapura itu. Jenazah Guru Masdar akan dimakamkan hari ini.
Menurut warga Sungai Bakal Tuan Ulun, Zaini mengaku sangat rugi dengan meninggalnya Guru Masdar.
“Katanya jantungnya lemah,” jelasnya.
perjalanan hidupnya, ketika masih muda dan bersekolah di Pondok Pesantren Darussalam Martapura, ia pernah duduk satu bangku dengan KH Muhammad Zaini Ghani (Abah Guru Sekumpul).
Meski sama-sama bersekolah di Pondok Pesantren Darusallam Martapura, ia tetap menganggap Abah Guru Sekumpul sebagai gurunya.
Tuan Guru H Masdar, lahir di Sungai Tuan, Kecamatan Astambul, Kabupaten Banjar pada tahun 1940 Masehi. Ayahnya adalah seorang ulama bernama H Umar, sedangkan ibunya bernama Hj Galuh, dan ia juga putri seorang tokoh di Sungai Tuan bernama H Makmun.
Tuan Guru Masdar merupakan anak tunggal, tidak mempunyai saudara kandung. Latar belakang pendidikannya sewaktu kecil sekitar tahun 1950 M bersekolah di Sulamul Ulum, salah satu pesantren di desa Dalam Pagar, dan masih ada sampai sekarang.
Dia belajar di sana selama 3 tahun. Kemudian setelah selesai melanjutkan lagi ke Pondok Pesantren Darussalam Martapura dengan masa studi lebih lama yaitu selama 6 tahun.
Selain bersekolah, ia juga aktif mengikuti konferensi ulama besar yang mengajar di Martapura.
Ia adalah orang yang cerdas dan mempunyai otak yang tajam. Bukti ketajaman otaknya ditunjukkan dengan kemampuannya menghafal Al-Qur’an dan berbagai kitab sejak ia berusia 15 tahun.