Mengucapkan shalawat merupakan salah satu amalan yang dianjurkan bagi umat Islam. Shalawat jika dilakukan mempunyai banyak manfaat, salah satunya adalah mencegah kemiskinan.
Hal tersebut tertuang dalam artikel yang ditulis Ustadz Sunnatullah yang diunggah NU Online dengan judul Bacaan Shalawat Rasulullah yang Dapat Mencegah Kemiskinan, dikutip Selasa (13/8/2024).
Ustadz Sunatullah menuturkan, pada zaman dahulu kala ada seorang ulama shaleh yang hidupnya dalam kesusahan, namanya Abu Muhammad al-Baghdadi. Termasuk dalam kelompok masyarakat miskin, yaitu masyarakat yang tidak mempunyai pekerjaan tetap dan tidak mempunyai cukup uang untuk menghidupi dirinya sendiri.
Hingga suatu malam, ketika Abu Muhammad al-Baghdadi sedang tidur, ia bermimpi bertemu Nabi Muhammad SAW. Dalam mimpinya, dia mengadu kepada Nabi Muhammad tentang kemiskinannya. Mendengar keluh kesah umatnya, Rasulullah pun akhirnya mendoakannya agar bisa membacanya dengan istiqamah. Bacaan doanya adalah sebagai berikut:
Allâhumma sholli ‘alâ sayyidinâ muhammadin wa ‘alâ ali sayyidinâ muhammadin. Wa hab lanâ min rizqikal halalit thayyibil mubaraki ma tashunu bihi wujuhanâ ‘anit ta’arrudhi ilâ ahadin min khalqika. Waj’al lanâ allâhumma ilaihi thariqan sahlan min ghairi ta’abin wala nashabin walâ minnatin walâ tabi’atin. Wa jannibnâ allâhummal harâma haitsu kâna wa aina kâna wa ‘inda man kâna. Wa hul bainanâ wa baina Ahlihi a’dâana waqbidh ‘annâ aidiyahum washrif ‘annâ qulubahum hattâ la tanqaliba illâ fimâ yurdhika. Wa lâ nasta’inu binikmatika illa ‘alâ mâ tuhibbu ya arhamar Rahimin
Artinya: “Ya Allah, berilah kesejahteraan kepada pemimpin kami, Nabi Muhammad SAW dan keluarga pemimpin kami, Nabi Muhammad SAW, dan berilah kami rezeki-Mu yang halal, baik dan berkah, sehingga dengan rezeki tersebut kami dapat menjaga muka kami dari penyakit. tergantung pada makhluk-Mu yang mana saja. Jadikanlah, ya Allah, jalan untuk mencapainya tanpa usaha, lelah, dan memohon. Selamatkan kami ya Allah dari haram dengan cara apa pun, di mana pun, di mana pun, dan dengan siapa pun antara kami dan orang-orang ini, dan jauhkanlah tangan mereka dari kami, dan jauhkanlah wajah dan hati mereka dari kami, agar mereka tidak tertarik pada apa pun selain yang diridhai-Mu, dan kami tidak meminta pertolongan kepada-Mu dengan (memanfaatkan) keridhaan-Mu kecuali dalam hal-hal yang diridhai-Mu, dan Engkau ridha dengan rahmat-Mu, wahai Yang Maha Penyayang semua yang mencintai.”
Setelah terbangun dari mimpi tersebut, Abu Muhammad al-Baghdadi akhirnya bangkit dari kondisinya yang sangat tidak terbantahkan dan menjadi orang kaya, dengan segala kebutuhan dan keinginannya terpuaskan. Dia berkata:
فَمَا اِنْ تَمَّمْتُهَا فَجَائَنِي الْغَن ِيُّ فِي تَمَامِ تَمَامِ شر
Artinya: “Abu Muhammad al-Baghdadi berkata: maka apabila aku sempurna (membacanya), harta akan datang kepadaku setelah menyelesaikan bulanku yang satu bulan.” (Syekh Ahmad al-Mazidi, Majmu’ah ar-Rasail fi Itsbati Karamatil Auliya, [Beirut: Darul Kutub Ilmiah, tt]halaman 244).
Selain itu, Syekh Ahmad al-Mazidi juga menjelaskan bahwa amalan shalat di atas juga dialami oleh Imam al-Qasthalani. Dikatakannya, mimpi yang sama juga datang kepadanya, setelah al-Qasthalani menunaikan shalat tersebut dengan istiqamah, ia menjadi orang kaya, seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi.
“Inilah doa Rasulullah yang mempunyai manfaat dan keutamaan yang luar biasa, yaitu dapat melindungi umat Islam dari kemiskinan dan kemiskinan.” Seperti yang dialami oleh Abu Muhammad al-Baghdadi dan al-Qasthalani, dengan membaca secara cermat doa-doa yang diajarkan oleh Rasulullah. Nabi Muhammad berdua mampu keluar dari kesulitan materi,” kata Ustadz Sunnatullah.