Gerhana Matahari Cincin Tak Terlihat di Indonesia, Masih Sholat Kusuf ?

  • October 3, 2024

Gerhana matahari cincin yang akan melintasi beberapa wilayah pada 2 Oktober 2024 merupakan salah satu fenomena alam yang menakjubkan. Fenomena ini terjadi ketika bulan berada di posisi terjauh dari bumi dan tidak sepenuhnya menutupi matahari, sehingga meninggalkan “cincin api” di sekelilingnya.

Namun, menurut informasi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan laporan NASA, fenomena gerhana matahari cincin ini tidak akan terlihat di Indonesia. Wilayah yang dapat menyaksikan fenomena tersebut di antaranya adalah sebagian selatan Chile dan Argentina.

Apakah Umat Islam di Indonesia Wajib Melaksanakan Salat Gerhana Matahari Cincin?

Berdasarkan pandangan Guru Besar Tafsir dan Bahasa Arab dari Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Dirosat Islamiyah Al-Hikmah Jakarta, Muhammad Aqil Haidar, Lc., MH, umat Islam di Indonesia tidak diwajibkan melaksanakan salat gerhana matahari cincin. Beliau menjelaskan bahwa ibadah salat gerhana adalah sunnah yang hanya dianjurkan bagi orang yang menyaksikan langsung peristiwa gerhana tersebut.

“Tidak ada kewajiban salat gerhana bagi yang tidak melihatnya secara langsung, karena itu sunnah bagi orang yang melihat gerhana,” jelas Aqil Haidar ketika dihubungi.

Dasar Hukum Salat Gerhana

Dasar dari hukum ini merujuk pada hadis Rasulullah SAW. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Al-Mughirah bin Syu’bah RA, dijelaskan bahwa ketika terjadi gerhana matahari pada masa Rasulullah SAW, masyarakat mengaitkannya dengan wafatnya putra beliau, Ibrahim. Namun, Rasulullah SAW meluruskan pemahaman tersebut.

Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya matahari dan bulan merupakan dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Kedua-duanya tidak mengalami gerhana karena mati dan hidupnya seseorang. Jika kalian melihat gerhana, maka berdoalah kepada Allah dan salatlah sampai gerhana itu kembali normal.”
(HR Al-Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menegaskan bahwa gerhana matahari atau bulan merupakan tanda kebesaran Allah SWT, dan salat gerhana dilakukan sebagai bentuk pengagungan kepada-Nya.

Dalam riwayat lain dari Abu Bakrah RA, Rasulullah SAW juga bersabda:

“Maka berdoalah dan salatlah sampai keadaan kembali normal.”
(HR Al-Bukhari)

Tata Cara Salat Gerhana Matahari

Salat gerhana atau dikenal sebagai Salat Kusuf adalah salat sunnah yang dilakukan saat terjadi gerhana matahari. Berikut adalah tata cara melaksanakan salat gerhana:

  1. Niat Salat Gerhana Seperti halnya setiap ibadah, salat gerhana dimulai dengan niat yang diucapkan di dalam hati untuk melaksanakan salat gerhana karena Allah SWT.

    Bacaan niat salat gerhana dalam bahasa Arab:

    نَوَيْتُ أَنْ أُصَلِّيَ صَلَاةَ الْكُسُوفِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

    Latin: Nawaitu an usholliya sholaatal kusuufi sunnatan lillaahi ta’ala.

    Artinya: “Saya niat salat gerhana matahari sunnah karena Allah Ta’ala.”

  2. Dilakukan Dua Rakaat Salat gerhana terdiri dari dua rakaat dengan empat kali rukuk dan empat kali bacaan Al-Fatihah dan surat pendek. Ini berbeda dengan salat biasa yang hanya memiliki satu rukuk per rakaat.

    a. Pada rakaat pertama, setelah membaca Al-Fatihah dan surat, lakukan rukuk yang panjang. Setelah itu, bangkit dari rukuk dan membaca Al-Fatihah dan surat kembali, kemudian lakukan rukuk lagi yang sedikit lebih pendek dari rukuk pertama.

    b. Pada rakaat kedua, tata cara yang sama dilakukan, yakni dengan dua kali rukuk dan dua kali bacaan Al-Fatihah serta surat pendek.

  3. Memperpanjang Rukuk dan Sujud Ketika melakukan salat gerhana, rukuk dan sujud dilakukan lebih lama daripada salat biasa, sebagai bentuk pengagungan kepada Allah SWT atas tanda kebesaran-Nya.
  4. Bacaan Saat Rukuk dan Sujud Bacaan yang dianjurkan saat rukuk dan sujud adalah memperbanyak tasbih seperti dalam salat lainnya. Namun, sebaiknya tasbih diperbanyak sesuai dengan anjuran untuk memanjangkan rukuk dan sujud dalam salat gerhana.
  5. Khatib Memberikan Khutbah Setelah selesai salat, dianjurkan bagi imam atau khatib untuk menyampaikan khutbah yang berisi nasihat tentang taqwa dan peringatan akan tanda-tanda kebesaran Allah SWT.

Hukum dan Hikmah Salat Gerhana

Salat gerhana merupakan sunnah muakkadah, artinya sangat dianjurkan. Meskipun gerhana ini hanya terjadi di sebagian wilayah dunia dan tidak terlihat di Indonesia, penting untuk memahami bahwa fenomena ini adalah tanda kebesaran Allah SWT yang patut direnungkan.

Hikmah dari salat gerhana adalah mengingatkan umat manusia tentang kekuasaan Allah SWT yang tak terbatas. Gerhana menjadi momentum bagi umat Islam untuk memperbanyak ibadah, doa, dan memohon ampunan dari Allah SWT. Selain itu, ini juga menjadi pengingat bahwa segala yang terjadi di langit dan bumi adalah atas kehendak-Nya.

Dengan demikian, meskipun fenomena gerhana matahari cincin kali ini tidak terlihat di Indonesia, kita dapat tetap memaknai kebesaran Allah SWT dan mendekatkan diri kepada-Nya dengan berbagai amalan sunnah lainnya.

Source by: kartamina.com