Sya’ban merupakan salah satu bulan istimewa umat Islam. Sya’ban juga dikenal sebagai bulan Nabi Muhammad SAW. Sebab di bulan ini Allah menurunkan perintah salat kepada Nabi Muhammad SAW, sebagaimana tertulis dalam surat Al-Ahzab ayat 56.
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ وَلمي
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya berdoa kepada Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, berdoalah kepada Nabi dan sapalah beliau dengan salam.”
Berdasarkan ayat tersebut, banyak ulama yang sepakat bahwa bulan Sya’ban adalah bulan salat kepada Nabi Muhammad SAW, mengingat ayat sebelumnya diturunkan pada bulan Sya’ban.
Menurut Guru Besar Ma’had Aly Al-Iman Bulus dan Pengurus Bahtsul Masail PCNU Institute Purworejo Ustadz Muhammad Hanif Rahman, hakikat memperbanyak shalat di bulan Sya’ban hanya untuk memuliakan manusia dengan apa yang diyakininya.
Hakikat doa yang dibacakan umat Islam kepada Nabi Muhammad SAW adalah perintah Allah SWT untuk berbuat baik kepada orang yang telah memberikan shalawat kepada umat Islam, bukan bagaimana menolong atau mendoakan Nabi. Hal tersebut dijelaskan oleh Ustadz Hanif dalam tulisannya a NU daring judul Sya’ban, bulan Shalawat perspektif Sayyid Muhammad.
Dalam artikel tersebut, Ustadz Hanif mengutip Sayyid Muhammad yang mengutip ungkapan Syekh Izzuddin bin Abdussalam dalam buku tersebut. Madza fi Sya’banhalaman 26-27, sebagai berikut:
Syekh Izzuddin bin Abdussalam berkata: Mendoakan kepada Rasulullah bukanlah syafaat kita kepada Rasulullah, karena manusia seperti kita tidak bisa menjadi perantara bagi orang lain. Melainkan Allah memerintahkan kita untuk mufa’ah atau memberi pahala dan berbuat baik kepada orang yang telah jika kita tidak dapat membalasnya, maka kita diperintahkan untuk mendoakannya agar Allah membalas kebaikannya kepada kita, sehingga doa kita kepadanya akan terbalas atas kebaikannya kepada kita, namun tetap saja tidak ada kebaikan yang lebih penting dibandingkan kebaikan Nabi Muhammad SAW.
Selain itu, ada juga pahala yang akan diberikan jika umat Islam memperbanyak salat kepada Nabi Muhammad SAW. Salah satu imbalannya adalah satu dari sepuluh. Hal ini tertuang dalam hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, “Barangsiapa yang mendoakanku satu kali, maka Allah akan membalasnya dengan 10 doa.”
Dengan demikian, shalawat yang ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW bukan berarti mendoakan atau memberi syafaat bagi beliau, melainkan karena ketidakmampuan seorang muslim membiayai seluruh jasa Nabi Muhammad SAW.
Shalawat merupakan ungkapan rasa syukur seorang muslim kepada Nabi Muhammad SAW yang tidak dapat terbalas atas segala kebaikannya. Sebab melalui jasa Nabi Muhammad SAW, manusia mendapat bimbingan dan arahan melalui perantara lisannya yang mulia.