Bolehkah Membayar Hutang Puasa di Bulan Sya’ban? Demikian penjelasan hukum dan dalil-dalilnya

Bolehkah Membayar Hutang Puasa di Bulan Sya’ban? Demikian penjelasan hukum dan dalil-dalilnya

  • October 1, 2024

Membayar hutang puasa Ramadhan (qadha) di bulan Sya’ban adalah diperbolehkan dalam Islam, bahkan dianjurkan untuk menyegerakannya sebelum datangnya Ramadhan berikutnya. Hal ini sesuai dengan hadits yang diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, yang mengisahkan bahwa ia biasa mengqadha puasanya di bulan Sya’ban karena kesibukannya melayani Nabi Muhammad SAW. Hadits ini tercantum dalam riwayat Al-Bukhari dan Muslim:

“Aku mempunyai hutang puasa Ramadhan, aku tidak dapat mengqadhanya kecuali pada bulan Sya’ban karena aku sibuk mengabdi kepada Nabi.” (HR Al-Bukhari dan Muslim)

Hukum Qadha Puasa di Bulan Sya’ban

Para ulama sepakat bahwa mengqadha puasa Ramadhan dapat dilakukan kapan saja sebelum Ramadhan berikutnya, termasuk di bulan Sya’ban. Puasa qadha merupakan kewajiban yang harus ditunaikan, sementara puasa Sya’ban adalah sunnah. Oleh karena itu, puasa qadha memiliki prioritas yang lebih tinggi dibandingkan dengan puasa sunnah.

Namun, ada perbedaan pendapat di kalangan ulama tentang menggabungkan niat puasa qadha dengan puasa sunnah di bulan Sya’ban. Sebagian ulama membolehkan menggabungkan keduanya, sementara yang lain menyatakan bahwa lebih baik memisahkan antara puasa qadha dan sunnah.

Hadits tentang Mengqadha Puasa di Bulan Sya’ban

Sebagaimana disebutkan dalam hadits Aisyah di atas, mengqadha puasa Ramadhan di bulan Sya’ban tidak menjadi masalah. Syaikh Sayyid Sabiq dalam Fiqh Sunnah juga menjelaskan bahwa qadha puasa Ramadhan dapat dilakukan kapan saja, tidak harus langsung setelah Ramadhan, asalkan diselesaikan sebelum Ramadhan berikutnya.

Niat Puasa Qadha

Niat puasa qadha harus dilakukan pada malam hari sebelum fajar. Ini didasarkan pada hadits Nabi SAW:

“Barang siapa yang tidak mengukuhkan niatnya sebelum fajar, maka tidak ada puasa baginya.” (HR Al-Bukhari dan Muslim)

Contoh niat puasa qadha Ramadhan adalah sebagai berikut:

Niat Puasa Qadha Ramadhan
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’i fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta’âlâ
Artinya: “Saya niat mengqadha puasa bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT.”

Hukum Menunda Qadha Sampai Ramadhan Berikutnya

Jika seseorang menunda qadha puasanya hingga Ramadhan berikutnya tanpa alasan yang syar’i, maka menurut sebagian ulama, ia harus membayar fidyah dengan memberi makan orang miskin untuk setiap hari yang terlewat, selain tetap wajib mengqadha puasa tersebut. Namun, jika ada alasan yang dibenarkan syariat seperti sakit atau bepergian, maka tidak ada kewajiban tambahan selain mengqadha puasa tersebut.

Kesimpulannya, mengqadha puasa Ramadhan di bulan Sya’ban diperbolehkan dan bahkan dianjurkan untuk menyelesaikan kewajiban sebelum masuk Ramadhan berikutnya. Amalan ini juga mencerminkan kepatuhan kepada perintah Allah SWT, sehingga umat Islam harus segera melunasi hutang puasanya sebelum terlambat.