Setelah terbangun dari mimpinya, Abah Guru menceritakan pengalaman tersebut kepada sang ayah. Mendengar cerita tersebut, sang ayah merasa bahwa mimpi itu adalah sebuah isyarat dari Allah.
Atas dasar itulah, sang ayah kemudian memutuskan untuk mengubah nama Ahmad Kusyairi menjadi Muhammad Zaini, sebagai bentuk penghormatan terhadap mimpi yang dialami oleh putranya.
Menariknya, sebelum pergantian nama tersebut, seorang ulama besar, Tuan Guru Marzuki, datang ke kediaman Abah Guru Sekumpul pada pagi hari.
Tuan Guru Marzuki tanpa diduga mengatakan, “Kamu sekarang bernama Zainal Abidin, ya?” Mendengar ucapan itu, Abah Guru hanya bisa tersenyum. Ternyata, mimpi yang sangat pribadi itu diketahui oleh Tuan Guru Marzuki, seolah-olah beliau telah diberi petunjuk dari Allah tentang peristiwa tersebut.
Kisah ini semakin memperkuat keyakinan banyak orang tentang kedekatan Abah Guru Sekumpul dengan Allah SWT dan keistimewaan yang dimilikinya.
Nama baru yang diberikan kepada Abah Guru Sekumpul ini tidak hanya sekadar nama, tetapi juga membawa makna yang dalam dan berkaitan dengan gelar kehormatan yang diberikan langsung oleh cucu Rasulullah dalam mimpi tersebut.
Perubahan nama ini juga menjadi salah satu bukti karamah Abah Guru Sekumpul, yang menjadi salah satu tokoh ulama paling dihormati di Kalimantan Selatan