HABIB Segaf bin Hasan Baharun terkenal dengan Sholawat Busyro yang diterimanya dari Nabi Muhammad SAW melalui mimpi. Ini adalah kalimat Habib Segaf.
Kiai Muhammad Sahli Hamid mengatakan Habib Segaf yang juga Rektor Institut Agama Islam Darullughah wadda’wah (IAI DALWA) Bangil, Pasuruan, merupakan dzurriyah atau keturunan langsung dari Kiai Muhammad Rowi Gerrasem Ganding atau dikenal dengan Kiai Rowi.
Hal itu diungkapkannya saat pertemuan keluarga besar (Papanggiyan Potoh) yang kelima dan Haul Agung Muhammad Rowi (Bhuju’ Assem) di Pondok Pesantren Raudlatul Iman Gadu Barat, Kecamatan Ganding, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur pada Maret 2022, menurut kutipan NU. On line.
“Dari segi silsilah, Habib Segaf memiliki dua jalur. Pertama, Kiai Abd Kiya. Kedua, dari jalur Kiai Baihaqi,” kata Kiai Muhammad Sahli Hamid yang juga pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Iman Gadu Barat, Ganding.
Dengan menggunakan jalur pertama maka silsilahnya adalah Habib Segaf bin Hasan Baharun bin Sarifah Khadijah binti Ibu Asma binti Ny Hafsah binti Ny Ma’iyah binti Ny Sanuri binti Kiai Abd Kiya bin Muhammad Rowi.
Sedangkan pada garis keturunan kedua adalah Habib Segaf bin Hasan Baharun bin Sarifah Khadijah binti Ibu Asma binti Kiai Sakho’uddin bin Ny. Jalilah binti Kiai Baihaqi bin Muhammad Rowi.
Habib Segaf dan mimpi bertemu Nabi
Dalam kesempatan itu, Habib Seggaf bin Hasan Baharun memanjatkan salat Busro secara dzurriyah.
Berikut kalimatnya:
Semoga keberkahan dan keberkahan Allah tercurah padanya
Allahumma shali wa sallim ‘alaa Sayyidinaa Muhammadin shaahibil busyraa shalaatan tubasysyiruna bihaa wa ahlanaa wa awlaadanaa wa jamii’a masyaayikhinaa wa mu’alliminaa wa thalabatanaa wa thaalibaatinaa min yawminaa haadzaa a ilahia
Itu berarti:
“Ya Allah semoga rahmat dan keselamatan selalu dilimpahkan kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW pemilik kabar gembira yang telah memberikan kabar baik kepada keluarga kami, anak-anak kami, guru kami, pendidik kami dan kepada anak didik kami mulai hari ini hingga akhir tahun. hari itu.”
Wakil Ketua Pondok Pesantren Darullughah Wadda’wah (DALWA) Bangil menjelaskan, shalawat yang beliau berikan kepada seluruh dzurriyah dan seluruh Nahdliyin yang hadir pada kesempatan itu.
“Bacalah 41 kali setelah shalat subuh,” pinta Wali Bani Rowi.
Khasiat dari berkah Busyro antara lain, meningkatkan rejeki, mendatangkan kegembiraan dan kesenangan, memperlancar urusan, memenuhi segala keinginan.
“Semua tergantung niat, termasuk meminta keturunan yang adil dan bertemu jodoh,” imbuhnya.
Kiai Rowi merupakan keturunan Sunan Ampel
Dikutip dari laman PCNU Sumenep, Kiai Rowi merupakan ulama Sumenep yang garis keturunannya berlanjut ke Sunan Ampel.
Beliau merupakan putra mendiang Kiai Agung Mandaraga atau dikenal dengan Kiai Syihabuddin atau dikenal dengan Bhuju’ Ramo’ yang dimakamkan di Saregading, Sogiyan, Ambunten.
Nama ibu Kiai Rowi adalah Ibu Halimah (Ibu Dejenah Masjid) binti Kiai Abdul Quddus. Ibu Halimah mempunyai saudara kandung bernama Kiai Jinhar, Kiai Nur Iman, Dejeh Leke dan Tanian Lanjheng.
Sedangkan Kiai Rowi dikaruniai 8 keturunan antara lain, Kiai Dzulqiya (Abd Kiya), Kiai Baihaqi, Kiai Badrun, Kiai Damah, Kiai Tuha, Ny Limah, Nyonya Salamah, Nyonya Suwa. Saudara kandung Kiai Rowi adalah Kiai Saminah dan Ibu Dulimah.
Dari Kiai Dzulqiya dan Kiai Baihaqi, silsilah Habiib Segaf bin Hasan Baharun.
Berikut silsilah lengkap Kiai Rowi yang diteliti Tadjul Arifin Budayawan dari Sumenep.
1.Sunan Ampel
2. Sunan Drajat
3. Sunan Mufti (Kiai Khotib)
4.Sunan Cendana
5. Sayyid Hasan
6. Sayyid Kunita
7. Sayyid Abdul Alim
8. Sayyid Syith
9. Sayyid Abdul Karim (Agung Bhalang)
10. Kiai Abdul Quddus
11. Halima
12. Kiai Muhammad Rowi
Dalam salah satu cerita diceritakan bahwa Kiai Rowi ditugasi oleh kerajaan Sumenep untuk berdakwah di bagian selatan, tepatnya di Dusun Langgar Assem.
Di sana, Kiai Rowi mengajarkan Al-Qur’an, menanamkan keimanan, mengembangkan akhlak dan memantapkan amalan keagamaan, mengawasi dan menjaga tanah perdikan milik keraton Sumenep.
Ia mendapat simpati dari masyarakat dalam hal pencerahan agama di desanya.
Selain mendidik umat, Kiai Rowi melakukan tapa di bawah pohon asam dengan mengamalkan salah satunya Munjiyat. Dari situlah dikenal dengan nama Kiai Assem (Gerassem)
Bagi peziarah yang ingin berziarah ke makamnya, maqbarah terletak di Ketawang Dalemen, Kecamatan Ganding, Kabupaten Sumenep.