Presiden Joko Widodo menganugerahkan Medali Kehormatan Bintang Budaya Parama Dharma kepada almarhum. KH. Ali Manshur Siddiq di Istana Negara, Rabu (14/8). Bintang Budaya Parama Dharma merupakan tanda kehormatan yang diberikan kepada warga negara Indonesia yang telah menyumbangkan nilai-nilai luhur sebagai wujud pengabdiannya di bidang kebudayaan. Tanda kehormatan ini diusulkan kepada presiden oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), dalam hal ini Direktorat Pengembangan Kepegawaian dan Lembaga Kebudayaan melalui program penghargaan kebudayaan Indonesia.
Ali Manshur Shiddiq adalah seorang ulama kharismatik asal Jawa Timur yang dikenal atas jasa-jasanya dalam penciptaan Sholawat Badar. Sholawat Badar kala itu menjadi alat perjuangan mencegah menguatnya komunisme di tengah maraknya berkembangnya lagu “Genjer-Genjer” yang berafiliasi dengan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Sholawat Badar juga telah ditetapkan sebagai salah satu Warisan Budaya Takbenda Indonesia (WBTBI) Provinsi Jawa Timur pada tahun 2022. Selain sering dilantunkan dalam berbagai ritual keagamaan dalam kehidupan masyarakat muslim khususnya NU, Sholawat Badar juga memiliki fungsi budaya. , yaitu sebagai salah satu landasan pandangan dunia untuk mempersepsi dan memaknai konsep ketuhanan dan praktik kehidupan.
Tidak hanya KH. Ali Manshur Siddiq, Terlambat. Djauhar Zaharsyah Fahrudin Roesli (Harry Roesli) juga mendapat penghargaan yang sama dari Presiden. Harry Reosli yang dikenal dengan julukan Benggala Bandung merupakan seniman eksentrik yang banyak melahirkan karya-karya fenomenal di dunia musik Tanah Air. Selain kemampuannya mengarang lirik yang penuh kritik sosial, ia juga dikenal dengan kepeduliannya terhadap keberadaan kelompok marginal seperti anak-anak dan pengamen, sehingga tergerak hatinya untuk membuat wadah komunitas kreatif sebagai ruang berekspresi, berdiskusi dan berkarya dalam bidang seni musik, sehingga para seniman jalanan ini mendapat pengakuan bahkan dapat hidup bermartabat di masyarakat.
Sejak tahun 2012, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan secara konsisten memberikan penghargaan kepada tokoh-tokoh yang telah berjasa dan berkontribusi dalam upaya memajukan kebudayaan Indonesia melalui program Penghargaan Kebudayaan Indonesia (AKI).
Pemberian tanda kehormatan ini merupakan bentuk pengakuan tertinggi pemerintah terhadap tokoh budayawan yang mempunyai pengaruh besar terhadap ekosistem budaya Indonesia. Hal ini juga merupakan bentuk nyata pengakuan negara atas dedikasinya dalam melestarikan dan memajukan warisan budaya bangsa. ,” kata Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid.
“Setiap tahunnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Program Penghargaan Kebudayaan Indonesia memberikan penghargaan kepada tokoh budayawan dan pelaku budaya yang telah berjasa dan berkontribusi dalam memajukan kebudayaan Indonesia,” lanjut Hilmar.