Banyak amalan yang dapat meningkatkan ketaqwaan umat islam kepada Allah SWT, salah satunya adalah shalat.
Sholawat merupakan amalan mulia yang mempunyai banyak keutamaan bila dilakukan. Selain itu juga sebagai wujud kecintaan umat Islam terhadap Nabi Muhammad SAW.
Namun masih banyak orang yang bingung saat memanjatkan doa kepada Nabi Muhammad SAW, apakah harus menggunakan sayyidina atau tidak.
Lantas, apakah penyebutan sayyidin harus digunakan dalam kalimat tersebut atau tidak?
Sebagai umat Islam, hal ini sangat penting untuk diperhatikan agar tidak melakukan kesalahan di kemudian hari.
Oleh karena itu, ada baiknya mengetahui terlebih dahulu kaidah penggunaan kata sayyidina dalam kalimat tersebut.
Dalam sebuah penelitian, mendiang Syekh Ali Jaber pernah menjelaskan penggunaan kata sayyidina dalam sholawat Nabi.
Bagaimana penjelasan Syekh Ali Jaber mengenai hal tersebut? Lihat informasinya di bawah ini.
Dalam pemberitaan tayangan di kanal YouTube Hadits TV, Syekh Ali Jaber awalnya menjelaskan bahwa shalat merupakan amalan yang sangat mulia.
Jika kita sering mendaraskan doa, maka manusia akan mendapat jaminan syafaat dari Nabi Muhammad SAW.
Amalan yang bisa menjamin syafaat Nabi Muhammad SAW adalah memperbanyak shalat, kata Syekh Ali Jaber dalam tayangan YouTube Hadits TV.
Untuk itu, Syekh Ali Jaber mengatakan, mau memperbanyak shalat atau tidak, kembali pada niat masing-masing individu.
Itu tergantung pada seberapa besar Anda ingin menerima syafaat.
“Dan itu kembali ke kemauan kita, keinginan untuk mendapat syafaat itu sejauh mana, seberapa besar, di situ kita lihat banyak yang berdoa atau tidak,” ujarnya.
Jadi masalah salat bukan masalah jumlah, yang jumlahnya ratusan ribu, semakin mereka benar-benar mencintai dan berharap pada syafaat Nabi Muhammad SAW, tentu semakin banyak pula salat yang mereka dapatkan, lanjutnya.
Setiap kali Anda membaca doa kepada nabi, Anda tidak hanya menerima syafaatnya, tetapi Anda bahkan bisa mendapatkan 10 kali lipat rahmatnya.
“Tidak masalah mendapat jaminan syafaat, satu doa kepada Rasul saja sudah mendapat 10 syukur,” kata Syekh Ali Jaber.
Syekh Ali Jaber kemudian mencontohkan cara membacakan sholawat kepada Nabi.
“Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad, bagus sekali,” kata Syekh Ali Jaber.
Lalu bagaimana dengan mereka yang menggunakan sayyidina?
“Allahumma sholli ‘ala sayyidina Muhammad wa’ala ali sayyidina Muhammad, baiklah,” jelasnya.
Syekh Ali Jaber juga mengingatkan agar kita tidak mempermasalahkan penggunaan sayyidina dan orang yang tidak menggunakannya.
“Jangan main-main bahasanya, sayyiduna boleh saja, jangan pakai sayyiduna bisa, kalau mau panjang bisa, kalau mau pendek bisa,” jelas Syekh Ali Jaber.
Syekh Ali Jaber kemudian menjelaskan lebih mendalam kegunaan sayyidina dalam shalat.
“Kalau kita ucapkan sayyiduna, Nabi Muhammad memang sayyiduna, suka atau tidak suka, dia sayyiduna, bahkan semua manusia dipimpin oleh Nabi Muhammad SAW,” kata Syekh Ali Jaber.
“Dan Nabi sendiri bersabda: Dan sayyid, berprivasilah di sisi Allah SWT,” lanjutnya.
Oleh karena itu, menurut Syekh Ali Jaber, tidak ada masalah jika ingin berdoa kepada Nabi dengan mengucapkan sayyidina atau tidak.
“Oleh karena itu tidak ada masalah, yang penting perbanyak shalatnya,” tutupnya.