Sholawat Sore Nisfu Syaban adalah pintu gerbang terkabulnya doa

Sholawat Sore Nisfu Syaban adalah pintu gerbang terkabulnya doa

  • June 25, 2024
Sholawat merupakan salah satu amalan sunnah yang boleh dilakukan pada malam Nisfu Syaban. Ada banyak manfaat doa, termasuk menjadi pintu gerbang terkabulnya doa.

Amalan membacakan doa kepada Nabi Muhammad SAW merupakan doa kepada Allah SWT. Sholawat dapat mengantarkan umat Islam kepada banyak keberkahan dan keselamatan bagi Nabi Muhammad SAW. Membacakan sholawat kepada Nabi Muhammad SAW merupakan suatu kewajiban bagi orang beriman.

Perintah membaca sholawat terdapat dalam surat Al-Qur’an Al-Ahzab ayat 56.

“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya mendoakan Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, doakanlah Nabi dan ucapkan salam hormat kepadanya.”

Mengutip buku Kisah Dibalik Kekuatan Sholawat karya Ayu Aprilianti, memperbanyak doa merupakan salah satu cara untuk mewujudkan keinginan, harapan, dan keinginan.

Sholat malam Nisfu Syaban

Nisfu Syaban 2024 jatuh pada hari Minggu tanggal 25 Februari 2024, sedangkan malam Nisfu Syaban dimulai pada malam Minggu, tepatnya Sabtu tanggal 24 Februari 2024 malam. Pada malam itu, umat Islam dapat memperbanyak shalat dan memanjatkan doa agar Allah SWT dapat mengabulkan segala keinginan dan keinginannya.

Berikut bacaan sholawat nabi bahasa arab dan latin beserta artinya:

Jika Allah menghendaki

لشَّرِيْفِ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ

Bacaan Latin : Allahumma Shalli ‘ala Sayyidina Muhammadin Shahibin Nasabisy-Syarifi wa ‘alaalihi wa shahbihi wa sallim

Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah keberkahan dan shalawat kepada pemimpin kami Nabi Muhammad SAW, pemilik silsilah yang mulia dan semoga shalawat terlimpah kepada keluarga dan para sahabatnya, serta berilah keselamatan.”

Dengan memperbanyak lantunan sholawat kepada Nabi Muhammad SAW, maka Allah SWT dapat mewujudkan keinginan atau keinginan melalui keberkahan sholawat tersebut.

Hajat sendiri mempunyai banyak penafsiran. Keinginan bisa berupa kebutuhan, keinginan, impian atau bahkan harapan. Keinginan dapat tersampaikan melalui doa yang diawali dengan sholawat.

Hadits tentang keutamaan Sholawat

Banyak sekali hadis Rasulullah SAW yang menjelaskan keutamaan shalat, salah satunya adalah kunci terkabulnya doa. Tentu saja semuanya sesuai dengan kehendak Allah SWT.

Merangkum buku Kita Berdoa Sesuai Tuntunan Nabi: Mengulik Detil dan Keluaran Sholawat karya Abu Utsman Kharisman, dijelaskan berbagai hadits keutamaan shalat.

1. Puji bagi Rasulullah SAW

Dari Abdurrahman bin Auf berkata: “Rasulullah SAW keluar dan pergi bersedekah (dalam cerita lain: kebun kurma) lalu menghadap ke arah kiblat lalu dia sujud dan memanjangkan sujudnya hingga Aku mengira Allah SWT telah membunuhnya (dalam sujud itu) Lalu aku menghampirinya dan duduk (di dekatnya mengangkat kepala dan bertanya, “Abdurrahman bertanya, “Ya Rasulullah, untukmu?” sekian lama hingga aku mengira Allah telah membunuh Anda.

Bahkan Jibril mendatangiku dan menceritakan kabar gembira bahwa Allah SWT berfirman: “Barangsiapa yang berdoa kepadamu, aku pun kepadanya. (HR Ahmad)

2. Gelar tinggi

Umar bin Khattab RA menceritakan bahwa pada saat itu Rasulullah SAW keluar untuk buang air besar namun beliau tidak menemukan seorangpun yang mengikutinya. Umar RA keluar menyusulnya sambil membawa bejana air tanah liat atau alat bersuci. Umar RA menemukannya sujud di dekat saluran air.

Setelah itu, Umar RA menyingkir dan duduk di belakangnya hingga Rasulullah SAW mengangkat kepalanya seraya bersabda, “Engkau telah berbuat baik wahai Umar, ketika engkau mendapati aku sujud, engkau telah berpaling dariku. Sesungguhnya Jibril mendatangiku dan bersabda: Barangsiapa mendoakanku satu kali, Allah SWT akan memberikan keselamatan kepada orang itu sepuluh kali lipat. Allah SWT akan meninggikan orang itu 10 derajat.” (HR Al-Bukhari)

3. Dosa diampuni

Sahabat Nabi Abu Tholhah al-Ansariy pernah menyaksikan kegembiraan di wajah Nabi Muhammad SAW dan berkata:

“Barangsiapa yang mendoakanku satu kali, maka Allah SWT akan mendoakannya 10 kali, menghilangkan 10 kesalahannya, dan mengangkatnya 10 derajat.” (HR An Nasa’i)

Menghapus kesalahannya berarti diampuni, menutupinya (kemalangannya) dan melepaskan beban dosanya.

Menaikkan derajat seseorang di dunia adalah dengan memperoleh taufik untuk menunaikan ketaatan, sedangkan pada hari kiamat, menaikkan derajat seseorang berarti menambah bobot kebaikan. Di surga Anda akan menerima kemuliaan tambahan.

4. Kebutuhan yang terpuaskan

Keutamaan ini disebutkan dalam hadis Ubay bin Kaab RA. Beliau bertanya kepada Rasulullah SAW, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku banyak berdoa untukmu. Berapa banyak yang harus aku doakan untukmu dalam doa yang aku panjatkan?”

Nabi berkata, “Terserah kamu.”

Ubay berkata, “Bagaimana kalau seperempatnya?”

“Terserah kamu. Jika kamu menambahkan, itu lebih baik bagimu.”

Ubay berkata lagi, “Bagaimana kalau setengahnya?”

Nabi bersabda, “Terserah kamu. Jika kamu menambahkan, itu lebih baik bagimu.”

“Bagaimana kalau dua pertiganya?”

“Terserah kamu. Jika kamu menambahkan, itu lebih baik bagimu.”

Ubay bertanya lagi, “Bagaimana kalau aku panjatkan seluruh doaku untukmu?”

Nabi bersabda, “Maka terkabullah apa yang kamu inginkan dan diampuni dosa-dosamu.” (HR Tirmidzi)

5. Doa terkabul

Keutamaan shalat yang terakhir terdapat dalam sebuah hadis Fadholah bin Ubaid. Beliau bersabda, ketika Rasulullah SAW sedang duduk, tiba-tiba masuklah seorang laki-laki lalu berdoa dan berdoa: “Allahummaghfirlii warhamnii (Ya Allah, ampunilah aku dan kasihanilah aku).”

Rasulullah SAW juga bersabda, “Wahai orang-orang yang shalat, kamu sedang terburu-buru. Jika kamu shalat dan duduk (berdoa), pujilah Allah dengan (pujian) yang layak Dia terima dan doakanlah aku.

Lalu ada laki-laki lain yang shalat setelah itu. Dia memuji Allah dan mendoakan Nabi SAW, kemudian Nabi SAW bersabda, “Wahai orang-orang yang berdoa, berdoalah maka kamu akan dikabulkan.” (HR Tirmidzi)

Dalam hadis lain disebutkan dari riwayat Abdullah bin Mas’ud yang berkata: “Suatu ketika aku shalat ketika Nabi SAW berada di tempat itu bersama Abu Bakar dan Umar. Ketika aku duduk aku mengawalinya dengan memuji Allah, lalu aku shalat Nabi SAW. Lalu aku berdoa untuk diriku sendiri, Nabi SAW bersabda: “Mintalah maka akan diberikan kepadamu” (HR Tirmidzi).